Breaking News

Makalah

Tuesday, October 11, 2016

SEKOLAH SEBAGAI PUSAT KEBUDAYAAN



SEKOLAH SEBAGAI PUSAT KEBUDAYAAN
A.    LATAR BELAKANG
Sekolah adalah tempat kita untuk menuntut ilmu. Baik ilmu agama, umum, social maupun budaya. Semuanya bisa kita dapatkan dibangku sekolah. Nah, tentang kebudayaan inilah yang akan kita bahas dalam makalah ini. Seperti yang kita tahu, bahwa budaya Indonesia sekarang sudah sedikit terkikis oleh budaya lain, ataupun diklaim oleh Negara lain. Sebagai peserta didik yang notabennya adalah generasi penerus bangsa, mereka harus cinta dan senang terhadap budaya Indonesia. Sebagai guru, wajiblah kita menanamkan dan mengenalkan budaya Indonesia kepada peserta didik mulai sejak dini.
Dari sekolah inilah, peserta didik mampu mengetahui semua budaya yang ada di Indonesia, meski terbatas. Namun mereka bisa mengembangkan lagi di sekolah – sekolah non formal yang sekarang banyak di dirikan untuk siapa saja yang ingin memperdalam pengetahuan mereka tentang kebudayaan yang ada di Indonesia. Jika dari awal kita sebagai guru sudah menanamkan rasa senang terhadap budaya kepada peserta didik, maka dengan mudah mereka untuk mencintai budaya Indonesia yang begitu banyak ini. Jangan sampai budaya agung Indonesia ini di rebut oleh bangsa lain.

B.     RUMUSAN  MASALAH
1.      Apa pengertian dari sekolah dan budaya?
2.      Bagaimana sekolah sebagai pusat kebudayaan?

C.     PEMBAHASAN
1.      Pengertian sekolah dan budaya
Kata sekolah berasal dari bahasa latin yaitu skhole, scola, scolae atau skhola yang memiliki arti waktu luang atau waktu senggang.[1]
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, sekolah merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar, serta tempat menerima dan memberi pelajaran.[2]
Sebagaimana yang telah diketahui bahwa sekolah merupakan salah satu tempat bagi para peserta didik untuk menuntut ilmu. Dan melihat kenyataanya hingga sekarang, sekolah masih dipercaya oleh sebagian besar anggota masyarakat sebagai salah satu tempat untuk belajar, berlatih kecakapan, menyerap pendidikan, atau tempat proses mendewasakan anak.
Sebuah sekolah itu tentunya dipimpin oleh seorang kepala sekolah. Kepala sekolah di bantu oleh wakil kepala sekolah dan juga staf – staf  sekolah yang lain. Sekarang di Indonesia sudah banyak menjamur sekolah – sekolah, baik yang sudah negeri maupun yang masih swasta, dari mulai PAUD, RA/TK, MI/SD, MTs/SMP, MA/SMA sampai Perguruan Tinggi. Semua itu dipersiapkan untuk anak – anak Indonesia agar menjadi generasi penerus bangsa yang pintar  dan mencintai Indonesia.
Sedangkan  kata budaya berasal dari bahasa sansekerta “buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari  “budhi” yang artinya akal. Jadi kebudayaan ialah segala hal yang bersangkutan dengan akal. [3]
Dalam bahasa inggris  kebudayaan adalah “culture” berarti keseluruhan dari hasil manusia hidup bermasyarakat  berisi aksi – aksi terhadap dan oleh sesame manusia sebagai anggota masyarakat yang merupakan kepandaian, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain – lain.[4]
Berikut ini beberapa definisi kebudayaan dari beberapa pakar, yaitu:
a.       Kebudayaan adalah suatu keseluruhan yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan kecakapan – kecakapan serta kebiasaan – kebiasaan  lainnya yang diperoleh atau dihasilkan manusia sebagai anggota masyarakat. (E.B. TAYLOR)
b.      Kebudayaan  ialah suatu keseluruhan  hasil kelakuan manusia yang teratur dari tata kelakuan yang harus diperoleh dengan belajar, dan yang tersusun dalam kehidupan masyarakat. (KOENTJARANINGRAT)
c.       Kebudayaan ialah semua hasil karya dari cipta, rasa, dan karsa masyarakat. (SELO SEMARDJAN dan SOELAIMAN SOEMARDI)[5]
Kebudayaan dipelajari dari golongan atau masyarakat dalam kehidupan bersama  dan tidak dilahirkan sebagai sifat biologis atau karena naluri. Perkataan culture di Indonesia lazimnya diterjemahkan dengan kebudayaan yang seperti diuraikan  di atas tadi bertitik berat kepada hasil hidup bersama di masyarakat. Tidak ada kebudayaan yang diciptakan oleh seorang manusia saja, atau hasil cipta seorang manusia saja. Mungkin penemuam – penemuan  yang berarti diciptakan oleh pemikiran seseorang, tetapi penemuan itu akhirnya akan berkembang dan digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan didalam masyarakat itu. Bagian – bagian dari kebudayaan yaitu kesenian, pendidikan, ilmu dan sebagainya. Selanjutnya , kesenian biasanya menyangkut hal – hal yang mengandung unsure keindahan (estetika), seperti seni tari, seni sastra, seni lukis dan sebagainya. Peradaban juga merupakan bagian dari kebudayaan yang memberikan atau merupakan ukuran kemajuan budaya sesuatu bangsa atau masyarakat, seperti arsitektur, teknologi, ilmu pengetahuan dan sebagainya.
Jenis – jenis kebudayaan:
a.       Kebudayaan material (kebendaan)
Kebudayaan material ialah wujud kebudayaan yang berupa benda – benda konkret sebagai hasil karya manusia, seperti rumah, mobil, candi, benda – benda hasil teknologi dan sebagainya.
b.      Kebudayaan non material (rohaniah)
Kebudayaan nonmaterial ialah wujud kebudayaan yang tidak berupa benda – benda konkret, yang merupakan hasil cipta dan rasa manusia, seperti
·         Hasil cipta manusia, seperti filsafat serta ilmu pengetahuan, baik yang berewujud teori murni maupun yang telah disusun untuk diamalkan dalam kehidupan masyarakat.
·         Hasil rasa manusia, berwujud nilai – nilai dan macam – macam norma kemasyarakatan yang perlu diciptakan untuk mengatur masalah – masalah social dalam arti luas, mencakup agama, ideology, kebatinan, kesenian, dan semua unsure yang merupakan hasil ekspresi jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat.[6]
2.      Sekolah sebagai pusat kebudayaan
Sekolah sebagai pusat kebudayaan adalah sekolah yang merupakan pusat nilai – nilai yang disepakati sebagai terpuji, dikehendaki, berguna, serta dipertaruhkan bagi kehidupan warga, masyarakat, bangsa, dan Negara.[7] Dan hal itu dianggap perlu dibiasakan kepada anak didik untuk sedini mungkin menggali, mengenal, memahami, menyadari, menguasai, menghayati dan belajar mengamalkan melalui proses belajar mengajar di sekolah.
Pendidikan nasional harus di landasi oleh kebudayaan nasional. Di dalam undang – undang  No. 2 tahun 1989 tentang system pendidikan nasional dengan jelas dikatakan bahwa undang – undang tersebut dikeluarkan dalam rangka memantapkan ketahanan nasional serta mewujudkan masyarakat maju yang berakar pada kebudayaan bangsa dan persatuan nasional yang berwawasan bhineka tunggal ika berdasarkan pancasila dan UUD 1945.[8]
Keterkaitan yang sangat erat antara pendidikan dan kebudayaan nasional memerlukan program – program khusus yang perlu dilaksanakan bukan saja untuk menunjukkan bahwa pendidikan  berdasarkan kebudayaan, tetapi juga kebudayaan perlu diwujudkan atau dikembangkan melalui pendidikan. Dengan kata lain perlu ada program pendidikan untuk pengenalan dan pengembangan kebudayaan. Pengembangan sekolah sebagai pusat kebudayaan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka membangun peserta didik Indonesia yang cinta terhadap bermacam – macam budaya Indonesia yang tersebar dari sabang sampai merauke. Dan untuk mewujudkan itu bukan hal yang mudah, perlu kerja sama antara guru, peserta didik, orang tua, dan masyarakat sekitar.

Di bawah ini adalah ciri – ciri yang harus dimiliki oleh guru dan peserta didik di  sekolah sebagai  pusat kebudayaan:
1.      Berbakti kepada Tuhan yang Maha Esa
2.      Cinta kepada Negara Indonesia
3.      Bangga memiliki bahasa dan budaya
4.      Ikut serta memajukan Negara melalui usaha yang keras
5.      Bertanggung jawab terhadap kemajuan diri sendiri dan anak didik
6.      Bertoleransi terhadap sesama walaupun berbeda suku, bahasa, budaya, dan agama
7.      Berkeyakinan bahwa Negara sangat memerlukan warga yang rajin, ulet, bertanggung jawab, taat pada peraturan, dan tahu akan kewajibannya .[9]

Di dalam sekolah, tentunya banyak sekali perbedaan yang ada pada semua penghuni sekolah. Dari sekolah ini juga kita sebagai guru akan mengajarkan kepada peserta didik untuk saling menghormati, saling memahami, saling menghargai perbedaan budaya, etnis, agama, dan lainnya yang ada di antara mereka. Perbedaan – perbedaan ini tidak menjadi penghalang bagi para peserta didik untuk bersatu. Dengan perbedaan inilah diharapkan para peserta didik untuk tetap bersatu, saling mengisi, tidak bercerai berai, saling bertukar pikiran juga diharapkan menjalin kerjasama serta berlomba – lomba dalam kebaikan (fastabiqul khoirot). [10] Bukan malah menjadikan alas an perbedaan itu untuk saling menyela dan mengejek  satu sama lain. Ingatlah semboyan kita Bhineka Tunggal Ika yang artinya berbeda – beda, tetapi tetap satu jua.
Kekayaan kebudayaan Indonesia perlu digali dan diperkenalkan serta dikembangkan oleh setiap manusia yang ada di Indonesia. Betapa penting peranan sekolah atau pendidikan untuk mengembangkan unsure – unsure tersebut tidak dapat diragukan lagi. Sebagai langkah awal, mungkin sekolah tersebut mengadakan kegiatan ekstrakulikuler yang khusus mempelajari tentang kebudayaan, baik dalam bentuk seni tari, bahasa, seni lukis, seni batik, seni tenun dan masih banyak lagi. Itu mungkin salah satu cara untuk menumbuhkan rasa senang kebudayaan kepada peserta didik.
Sekolah dikatakan sebagai pusat kebudayaan karena di sekolah kita bisa belajar tentang kebudayaan, baik sekolah formal maupun non formal. Banyak mata pelajaran sekarang yang dikhususkan untuk mempelajari kebudayaan, contoh: antropologi, sosiologi dan lain – lain. Selain itu juga disekolah terdapat banyak perbedaan suku, ras, bahasa dan lain – lain diantara para peserta didik. Itu juga bisa membantu peserta didik untuk saling mengenal dan mempelajari dari sesama temannya. Sedang dari sekolah non formal seperti kursus juga pelatihan – pelatihan yang sekarang sudah banyak menjamur dimana – mana dan dengan mudah bisa kita temukan. Museum  juga secara tidak langsung sudah membantu menjadi sekolah non formal untuk memperkenalkan barang – barang peninggalan sejarah dan budaya pada zaman dahulu. Banyak kita lihat sekarang para pemuda khususnya para peserta didik melupakan budaya Indonesia, dan lebih memilih budaya luar, seperti contoh: tarian, sekarang banyak tarian dari Negara – negara barat yang mempengaruhi masyarakat Indonesia. Apabila  ini dibiarkan,maka budaya yang kita miliki akan hilang di telan zaman ataupun diklaim Negara lain seperti yang terjadi kemarin. Ini menjadi tugas berat guru di sekolah agar mampu menumbuhkan minat peserta didik untuk senang terhadap budaya milik kita sendiri. Guru yang mengajar di bidang tersebut juga harus pintar dan berkompeten dibidangnya, jangan hanya sekedar tahu saja,itu juga merupakan potret yang kurang baik untuk peserta didik.
Sekolah merupakan harapan para masyarakat untuk menjadikan indonesia sebagai Negara yang bukan hanya kaya dalam budaya namun juga kaya dengan generasi penerus bangsa yang pintar dan mencintai budaya Indonesia. Hal ini juga butuh kerja sama antara guru, peserta didik, dan masyarakat agar tercapai tujuan seperti yang diinginkan. Cintailah budaya dalam negeri untuk membantu memajukan dan membawa budayaa Indonesia ke ranah internasional.

3.      KESIMPULAN
Sekolah merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar, serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Sedang kebudayaan ada beberapa definisi,
Berikut ini beberapa definisi kebudayaan dari beberapa pakar, yaitu:
·         Kebudayaan adalah suatu keseluruhan yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan kecakapan – kecakapan serta kebiasaan – kebiasaan  lainnya yang diperoleh atau dihasilkan manusia sebagai anggota masyarakat. (E.B. TAYLOR)
·         Kebudayaan  ialah suatu keseluruhan  hasil kelakuan manusia yang teratur dari tata kelakuan yang harus diperoleh dengan belajar, dan yang tersusun dalam kehidupan masyarakat. (KOENTJARANINGRAT)
·         Kebudayaan ialah semua hasil karya dari cipta, rasa, dan karsa masyarakat. (SELO SEMARDJAN dan SOELAIMAN SOEMARDI)
Sekolah sebagai pusat kebudayaan adalah sekolah yang merupakan pusat nilai – nilai yang disepakati sebagai terpuji, dikehendaki, berguna, serta dipertaruhkan bagi kehidupan warga, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Ciri – ciri yang harus dimiliki oleh guru dan peserta didik di  sekolah sebagai  pusat kebudayaan:
·         Berbakti kepada Tuhan yang Maha Esa
·         Cinta kepada Negara Indonesia
·         Bangga memiliki bahasa dan budaya
·         Ikut serta memajukan Negara melalui usaha yang keras
·         Bertanggung jawab terhadap kemajuan diri sendiri dan anak didik
·         Bertoleransi terhadap sesama walaupun berbeda suku, bahasa, budaya, dan agama
·         Berkeyakinan bahwa Negara sangat memerlukan warga yang rajin, ulet, bertanggung jawab, taat pada peraturan, dan tahu akan kewajibannya .










DAFTAR PUSTAKA

Gunawan. Ary H, Sosiologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2000.
Mahfud .Choirul, Pendidikan Multikultural, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2006.
Ustman. Kahar, Sosiologi Pendidikan, Buku Daros, Kudus, 2009.
Tilaar, Pendidikan Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 1999.
KBBI, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai  Pustaka, Jakarta, 1991.




[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah
[2] KBBI, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai  Pustaka, Jakarta, 1991, hal  892.
[3] Gunawan. Ary H, Sosiologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hal 16.
[4] Ustman. Kahar, Sosiologi Pendidikan, Buku Daros, Kudus, 2009, hal 39.
[5] Op .cit
[6] Ibid hal 17
[8] Tilaar, Pendidikan Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia, PT Remaja Rosdakarya, 1999,  Bandung, hal 85.
[10] Mahfud .Choirul, Pendidikan Multikultural, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2006, hal 5.

No comments:

© Copyright YONGKIRUDI